Cinta
itu seperti menunggu bus. Bus yang datang bukanlah bus yang kau harapkan. Dan
saat bus yang kau harapkan itu datang, akan ada hambatan yang menghalangimu
untuk menaikinya. Ada dua pilihan: meneriaki sambil lari mengerjarnya meskipun
high heelsmu terlalu tinggi, tak peduli kau akan jatuh atau kau akan
kehilangannya. Dan saat busnya penuh, kau harus memilih untuk tetap naik meski
harus berdiri berjam-jam di dalam atau membiarkannya berlalu dan menunggu lagi,
entah cepat atau lambat. Atau kau akan menyesal, karena bus yang kau biarkan
berlalu lebih nyaman daripada bus yang sedang kau naiki. Ini terjadi setiap
saat. Aku sadar bahwa ..itu bukan hanya sekedar menunggu. Aku juga sadar bahwa:
saat busnya tiba, aku harus memutuskan untuk menaikinya atau tidak.
December
10, 2011 This is just the way my story’s begun........
Bahkan
aku juga masih ingat betul pertama kali kami bertemu.
Darinya,
tak ada yang aku lupa..... aku suka semua tentang dia
caranya mendekatiku,
caranya menyembunyikan malu, caranya tersenyum, caranya menatapku, suara tawanya,
gaya bicaranya, caranya memanggil namaku, langkah kakinya, caranya minum kopi, cara
dia membetulkan jaketnya, caranya membaca puisi, caranya melirik jam tangan, caranya
menasehatiku, raut marahnya, caranya bercerita tentang orang-orang tersayang
didekatnya, caranya membuatku cemburu, caranya memejamkan mata, bahkan cara dia
berkedip sekalipun. Aku tak pernah lupa dengan bau parfumnya, lingkar
pinggangnya, ukuran sepatunya, minuman kesukaannya, rencana masa depannya yang
dengan atau tanpa aku nanti, lagu yang kami putar saat terakhir itu, caranya
menyembunyikanku, caranya meneriakiku, atau caranya meninggalkanku..
aku
mencintainya sebanyak aku merindukannya.... sebanyak aku memahaminya.. setauku
itu saja
Aku
paham setinggi apa amarah dan kesabarannya, sebesar apa gengsi dan keinginannya,
selembut apa dia menyentuh perasaanku, atau sebanyak apa usahanya untuk
berjalan ke arahku..
1
Januari 2015, he let me go............
Dia
datang dalam hidupku dan membuatku jatuh cinta, kemudian dia pergi. Sampai saat
ini semua masih terasa lekat diingatan. Aku masih punya harapan tentang
hidupku. Dan aku tau semuanya harus tetap berjalan. Tapi untuk memulai lagi,
aku belum punya keberanian yang cukup. Aku tidak jatuh cinta pada siapapun.
Apapun
pait manisnya cintaku, ini hanya tentang dunia. Aku sadar bahwa apapun di dunia
ini bukan milikku. Aku cukup bahagia jika selalu ingat itu.
Kadang
aku juga menyadari bahwa cinta itu sama indahnya seperti duduk sendirian di
dalam bus didekat jendela.... sambil mengalami perjalanan panjang dan sejenak
berbincang-bincang ala kadarnya lalu tersenyum ramah dengan teman sebelah –-
bertemu banyak karakter berulang kali setiap kali bus berhenti. Memandangi
butiran-butiran air yang menempel dikaca bus saat hujan. And now, I can create
some lyrics of my own stories while I am listening the classical music on the
bus.
#Late
post - On the bus................................Bandung, Januari 8, 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar